Friday, August 2, 2019

Kepenyiaran - Kepenyiaran Televisi


BAB I
PENDAHULUAN

Pada bagian bab I ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan penulisan makalah kepenyiaran televisi.
A.      Latar Belakang Masalah
Penyiaran yang disebut broadcasting memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan mengunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
Televisi merupakan media masa elektronik yang sangat dinikmati oleh masyarakat dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap, dan perilaku bagi audiensnya yang terkadang memiliki pengaruh baik, ataupun buruk. Program yang ditayangkan dalam televisi merupakan sebuah program yang dapat memberikan informasi yang relatif cepat bagi khalayak. Media televisi menjawab dengan model suara gambar bergerak dan mampu menyentuh aspek psikologi manusia dimanapun dan kapanpun saat melihatnya.
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan peradaban baru bagi manusia itu sendiri khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa, karena dengan kemunculan televisi akan digunakan khalayak sebagai sarana untuk berinteraksi yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kepenyiaran televisi?
2.      Apa pengertian televisi?
3.      Bagaimana karakteristik media televisi?
4.      Bagaimana fungsi televisi sebagai media massa?
5.      Bagaimana kekuatan dan kelemahan media televisi?

C.      Tujuan Penulisan
1.         Mendeskripsikan pengertian kepenyiaran televisi.
2.         Mendeskripsikan pengertian televisi.
3.         Mendeskripsikan karakteristik media televisi.
4.         Mendeskripsikan fungsi televisi sebagai media massa.
5.         Mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan media televisi. 
BAB II
PEMBAHASAN

Pada bagian bab II ini akan dipaparkan dan dijelaskan secara rinci butiran-butiran pada lima rumusan masalah di atas.

A.      Pengertian Kepenyiaran Televisi
Penyiaran atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai broadcasting. JB Wahyudi (1994:6) menerangkan bahwa Penyiaran atau broadcasting adalah keseluruhan penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siar, pemancaran sampai kepada penerima siaran di suatu tempat. Siaran sama artinya dengan broadcast yang dalam Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran, sedangkan Penyiaran yang sebut broadcasting memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan mengunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran[1].
Kepenyiaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap dalam hal menyajikan unsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, karena dilengkapi dengan gambar dan suara (audio-visual) sehingga terasa lebih hidup dan dapat menjangkau ruang lingkup yang sangat luas.


B.       Pengertian Televisi
Dalam bahasa Inggris, televisi disebut television. Kata “television” berasal dari bahasa Yunani yakni ‘tele’ yang artinya far, off, ‘jauh’ ditambah dengan ‘vision’ yang berasal dari bahasa Latin ‘vision’ yang artinya to see, ‘melihat’. Jadi artinya secara harfiah, televisi adalah melihat jauh karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang bergambar dan bersuara yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi merupakan alat media massa yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak.
Televisi mengenal tiga warna utama, Red (Merah), Green (Hijau), dan Blue (Biru) dan biasanya disingkat dengan RGB inilah yang selanjutnya masing-masing diubah menjadi sinyal gambar proyeksi yang juga akan menghasilkan gambar proyeksi berwarna di layar televisi. Di Indonesia , oleh masyarakat, televisi secara tidak formal sering disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi.
Sebagaimana media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu bersamaan. Penyampaian isi pesan seolah-olah berlangsung saat itu pula (live) antara komunikator dan komunikan (Soni, 2008 dalam Romli, 2016). Oleh karena itu, televisi dikatakan sebagai media yang dapat menampilkan pesan secara audio, visual, dan gerak sehingga khalayak seolah-olah mengalami sendiri suatu peristiwa karena dalam media massa televisi, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan sehingga informasi atau pesan yang disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah dimengerti oleh khalayak karena jelas terdengar secara audio dan akan mudah terlihat secara visual. [2]

C.      Karakteristik Media Televisi
Televisi merupakan salah satu komunikasi yang menggunakan media sehingga penyampaian pesan melalui televisi dinamakan proses komunikasi massa, dimana setidaknya terdapat lima ciri-ciri komunikasi massa yang disebutkan oleh Onong Uchyana Effendy dalam Romli, sebagai berikut.

1.      Komunikasi massa berlangsung satu arah
Komunikasi hanya langsung satu arah dan tidak terdapat arus balik.
2.      Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu organisasi yang oleh karena itu komunikatornya juga melembaga. Komunikator pada komunikasi massa bertindak atas nama lembaga sejalan dengan kebijakan surat kabar atau stasiun televisi yang diwakilinya karena media yang dipergunakan adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya.
3.      Pesan komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebar melalui media massa bersifat umum karena ditunjukkan pada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi, tidak ditunjukkan pada perorangan atau kelompok tertentu.
4.      Pesan komunikasi massa bersifat umum
Kemampuan media massa untuk menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan dari ini merupakan ciri yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi yang lainnya.
5.      Komunikan pada komunikasi media massa bersifat heterogen
Komunikasi atau khalayak merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Heterogen karena keberadaan mereka yang terpencar satu sama lain yang tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi dan mereka saling berbeda dalam berbagai hal.

D.      Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan peradaban baru bagi manusia itu sendiri khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa, karena dengan kemunculan televisi akan digunakan khalayak sebagai sarana untuk berinteraksi yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia.
Dengan karakteristik yang dimiliki media televisi, maka Harold Lasswell dalam Romli menyebutkan komunikasi massa mempunyai tiga fungsi, dimana setiap fungsi tidak berdiri sendiri melainkan akan saling menunjang.
1.      The survilance of the environment
Media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan yang selalu akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dijangkau khalayak.
2.      The correlation of the if soceiely in responding to the environment
Media massa itu lebih menekankan kepada pemilihan, penilaian , penafsiran tentang apa yang patut disampaikan pada khalayak. Dengan demikian media massa dapat dinilai sebagai “gate keeper” dari arus informasi.
3.      The transmission of the social hertigate from generation to the generation
Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi satu ke generasi berikutnya atau dengan kata lain media pendidikan.
Selain itu, Wilbut Sehramm juga menyatakan bahwa fungsi media massa dapat dimanfaatkan sebagai ­“tho sell goods for us” yang artinya media massa dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi dan pendapat Wilbur ini sangat menonjol karena merupakan tiang penyangga bagi kehidupan media massa itu sendiri.
Joseph De Vito juga menjelaskan enam fungsi dari media massa:
1.      Fungsi menghibur
De Vito menjelaskan bahwa media mendesain program-program mereka untuk menghibur khalayak.
2.      Fungsi meyakinkan
Fungsi media massa yang paling jelas adalah menghibur, tetapi fungsi terpenting dalam komunikasi massa adalah meyakinkan (topersuade) karena persuasi itu datang dalam banyak bentuk misalnya mengukuhkan sikap, mengubah sikap, menggerakkan sesecoranguntuk melakukan sesuatu dan memperkenalkan  atau menawarkan sistem nilai tertentu.
3.      Menginformasikan
Menurut De Vito, sebagian besar informasi didapatkan bukan dari sekolah melainkan dari media, karena salah satu cara mendidik khalayak adalah melalui pengajaran-pengajaran nilai, opini serta aturan yang dianggap kepada pemirsa, artinya sebagian dari fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi.
4.      Menganugerahkan status
Media menginformasikan bahwa khalayak menganggap sesuatu itu penting bagi masyarakat jika sesuatu itu dimuat pada mediamassa. Seperti yang diungkapkan Paul Leerfeld dan Robert Merton dalam "Mass Comunicatian, Popular Taste And Organized Social Acion”(1951) yang mengatakan “jika anda benar-benar penting, maka anda akan menjadi pusat perhatian massa, berarti anda memang penting.
5.      Fungsi membius
Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya. Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima pesan percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sehingga khalayak terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.
6.      Menciptakan rasa kebersatuan
Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi suatu anggota kelompok.

E.       Kekuatan dan Kelemahan Media Televisi
Bagaikan dua sisi mata uang, televisi pun mempunyai dua sisi yang dapat dirasakan, yaitu kekuatan dan perasaan. Televisi memangmenjadi sebuah media yang mengena di hati masyarakat dan masih menjadi mediadengan penonton terbanyak. Hampir seluruh rumah di Indonesia sekarang sudah mempunyai televisi. Adapun kelebihan televisi, antara lain:

1.         Jangkauan sangat luas.
2.         Penayangan seketika.
3.         Gabungan gambar, suara, dan warna.
4.         Efek demonstrasi.
5.         Penentuan waktu penayangan mudah.
6.         Pengontrolan mudah.

            Secanggih apapun sebuah media pasti mempunyai kekurangan sehingga antara media satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Orang yang sudah mempunyai televisi misalnya, masih mempunyai radio dirumahnya. Terkadang pula pada pagi harinya, dia masih membaca koran. Televisi yang sekarang menempati posisi tertinggi di hati masyarakat pun masih mempunyai kekurangan disamping kelebihannya. Adapun kekurangan televisi antara lain:
1.         Cepat lewat serta berfrekuensi tinggi.
2.         Relatif mahal.
3.         Tidak ada segmentasi.
4.         Keterangan dan pesan harus pendek.
5.         Produk materi lama dan mahal.[3]





BAB III
SIMPULAN

Televisi merupakan media massa yang sangat efektif dan terjangkau bagi  masyarakat. Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan  gagasan lebih cepat. Tayangan televisi semakin berkembang sehubungan dengan minat  masyarakat akan informasi yang terbaru. Kebutuhan masyarakat pada tayangan televisi tentu akan semakin baik apabila tayangan-tayangan televisi mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah dengan memberikan unsur edukasi dalam tayangannya. Produksi program televisi harus dirancang dengan baik agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga mampu menjaga dan membangun mood penonton untuk mengikuti siaran yang ada di televisi


DAFTAR PUSTAKA

Romli Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo
Utami Thesa Resi Sila. 2016. Dasar-dasar Kepenyiaran. Semarang: Fakultas Ilmu Komunikasi



[1] Thesa Resi Sila Utami, Dasar-Dasar Kepenyiaran, Semarang, Fakultas Ilmu Komunikasi, 2016, Hlm 2.
[2] Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2016) hal. 87-88
[3] Ibid, hal. 88-94

No comments:

Post a Comment

Semantik - Konsep Dasar Makna

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Makna Untuk memahami suatu makna atau arti, Ferdinand de Saussure menyebutkan bahwasanya setiap ...