BAB
I
PENDAHULUAN
Pada bagian bab
I ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, serta
tujuan penulisan makalah kepenyiaran televisi.
A.
Latar
Belakang Masalah
Penyiaran yang disebut broadcasting memiliki
pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan mengunakan
spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang
elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya
untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran.
Televisi merupakan media masa elektronik yang sangat dinikmati oleh
masyarakat dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap, dan perilaku bagi audiensnya yang terkadang memiliki
pengaruh baik, ataupun buruk. Program yang ditayangkan dalam televisi merupakan
sebuah program yang dapat memberikan informasi yang relatif cepat bagi
khalayak. Media televisi menjawab dengan model suara gambar bergerak dan mampu
menyentuh aspek psikologi manusia dimanapun dan kapanpun saat melihatnya.
Munculnya
media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan peradaban baru bagi
manusia itu sendiri khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat
massa, karena dengan kemunculan televisi akan digunakan khalayak sebagai sarana
untuk berinteraksi yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan informasi
dari belahan dunia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kepenyiaran televisi?
2. Apa
pengertian televisi?
3. Bagaimana
karakteristik media televisi?
4. Bagaimana
fungsi televisi sebagai media massa?
5. Bagaimana
kekuatan dan kelemahan media televisi?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mendeskripsikan
pengertian kepenyiaran televisi.
2.
Mendeskripsikan
pengertian televisi.
3.
Mendeskripsikan
karakteristik media televisi.
4.
Mendeskripsikan fungsi
televisi sebagai media massa.
5.
Mendeskripsikan
kekuatan dan kelemahan media televisi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada bagian bab
II ini akan dipaparkan dan dijelaskan secara rinci butiran-butiran pada lima
rumusan masalah di atas.
A.
Pengertian
Kepenyiaran Televisi
Penyiaran atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai broadcasting. JB Wahyudi (1994:6) menerangkan bahwa Penyiaran
atau broadcasting adalah keseluruhan penyiapan materi produksi, proses
produksi, penyiapan bahan siar, pemancaran sampai kepada penerima siaran di
suatu tempat. Siaran sama artinya dengan broadcast yang dalam
Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran adalah pesan atau rangkaian
pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk
grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat
diterima melalui perangkat penerima siaran, sedangkan Penyiaran yang sebut broadcasting
memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
mengunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang
elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya
untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran[1].
Kepenyiaran televisi saat ini telah menjadi
suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai
media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di
dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap
dalam hal menyajikan unsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, karena dilengkapi
dengan gambar dan suara (audio-visual) sehingga terasa lebih hidup dan dapat
menjangkau ruang lingkup yang sangat luas.
B.
Pengertian
Televisi
Dalam
bahasa Inggris, televisi disebut television.
Kata “television” berasal dari
bahasa Yunani yakni ‘tele’ yang artinya far,
off, ‘jauh’ ditambah dengan ‘vision’ yang berasal dari bahasa Latin
‘vision’ yang artinya to see, ‘melihat’.
Jadi artinya secara harfiah, televisi adalah melihat jauh karena televisi
adalah sebuah alat penangkap siaran yang bergambar dan bersuara yang
dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi merupakan alat
media massa yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak.
Televisi
mengenal tiga warna utama, Red (Merah),
Green (Hijau), dan Blue (Biru) dan biasanya disingkat
dengan RGB inilah yang selanjutnya masing-masing diubah menjadi sinyal gambar
proyeksi yang juga akan menghasilkan gambar proyeksi berwarna di layar televisi.
Di Indonesia , oleh masyarakat, televisi secara tidak formal sering disebut
dengan TV, tivi, teve, atau tipi.
Sebagaimana
media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyampaikan pesan
karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri
dengan jangkauan yang luas dalam waktu bersamaan. Penyampaian isi pesan
seolah-olah berlangsung saat itu pula (live)
antara komunikator dan komunikan (Soni, 2008 dalam Romli, 2016). Oleh karena
itu, televisi dikatakan sebagai media yang dapat menampilkan pesan secara
audio, visual, dan gerak sehingga khalayak seolah-olah mengalami sendiri suatu
peristiwa karena dalam media massa televisi, penyampaian isi pesan seolah-olah
langsung antara komunikator dan komunikan sehingga informasi atau pesan yang
disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah dimengerti oleh khalayak karena
jelas terdengar secara audio dan akan mudah terlihat secara visual. [2]
C.
Karakteristik
Media Televisi
Televisi
merupakan salah satu komunikasi yang menggunakan media sehingga penyampaian
pesan melalui televisi dinamakan proses komunikasi massa, dimana setidaknya
terdapat lima ciri-ciri komunikasi massa yang disebutkan oleh Onong Uchyana
Effendy dalam Romli, sebagai berikut.
1. Komunikasi
massa berlangsung satu arah
Komunikasi hanya
langsung satu arah dan tidak terdapat arus balik.
2. Komunikator
pada komunikasi massa melembaga
Media
massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu
organisasi yang oleh karena itu komunikatornya juga melembaga. Komunikator pada
komunikasi massa bertindak atas nama lembaga sejalan dengan kebijakan surat
kabar atau stasiun televisi yang diwakilinya karena media yang dipergunakan
adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya.
3. Pesan
komunikasi massa bersifat umum
Pesan
yang disebar melalui media massa bersifat umum karena ditunjukkan pada umum dan
mengenai kepentingan umum. Jadi, tidak ditunjukkan pada perorangan atau
kelompok tertentu.
4. Pesan
komunikasi massa bersifat umum
Kemampuan
media massa untuk menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima
pesan-pesan yang disampaikan dari ini merupakan ciri yang paling hakiki
dibandingkan dengan media komunikasi yang lainnya.
5. Komunikan
pada komunikasi media massa bersifat heterogen
Komunikasi
atau khalayak merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses
komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.
Heterogen karena keberadaan mereka yang terpencar satu sama lain yang tidak
saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi dan mereka saling berbeda
dalam berbagai hal.
D.
Fungsi
Televisi Sebagai Media Massa
Munculnya
media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan peradaban baru bagi
manusia itu sendiri khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang
bersifat massa, karena dengan kemunculan televisi akan digunakan khalayak
sebagai sarana untuk berinteraksi yang satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan informasi dari belahan dunia.
Dengan
karakteristik yang dimiliki media televisi, maka Harold Lasswell dalam Romli
menyebutkan komunikasi massa mempunyai tiga fungsi, dimana setiap fungsi tidak
berdiri sendiri melainkan akan saling menunjang.
1. The survilance of the environment
Media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan
yang selalu akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak
dijangkau khalayak.
2. The correlation of the
if soceiely in responding to the environment
Media massa itu lebih menekankan kepada pemilihan,
penilaian , penafsiran tentang apa yang patut disampaikan pada khalayak. Dengan
demikian media massa dapat dinilai sebagai “gate
keeper” dari arus informasi.
3. The transmission of the
social hertigate from generation to the generation
Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai
dan budaya dari generasi satu ke generasi berikutnya atau dengan kata lain
media pendidikan.
Selain
itu, Wilbut Sehramm juga menyatakan bahwa fungsi media massa dapat dimanfaatkan
sebagai “tho sell goods for us” yang
artinya media massa dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi dan pendapat
Wilbur ini sangat menonjol karena merupakan tiang penyangga bagi kehidupan
media massa itu sendiri.
Joseph De Vito
juga menjelaskan enam fungsi dari media massa:
1. Fungsi
menghibur
De Vito
menjelaskan bahwa media mendesain program-program mereka untuk menghibur
khalayak.
2. Fungsi
meyakinkan
Fungsi media
massa yang paling jelas adalah menghibur, tetapi fungsi terpenting dalam
komunikasi massa adalah meyakinkan (topersuade)
karena persuasi itu datang dalam banyak bentuk misalnya mengukuhkan sikap,
mengubah sikap, menggerakkan sesecoranguntuk melakukan sesuatu dan
memperkenalkan atau menawarkan sistem
nilai tertentu.
3. Menginformasikan
Menurut De Vito,
sebagian besar informasi didapatkan bukan dari sekolah melainkan dari media,
karena salah satu cara mendidik khalayak adalah melalui pengajaran-pengajaran
nilai, opini serta aturan yang dianggap kepada pemirsa, artinya sebagian dari
fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi.
4. Menganugerahkan
status
Media
menginformasikan bahwa khalayak menganggap sesuatu itu penting bagi masyarakat
jika sesuatu itu dimuat pada mediamassa. Seperti yang diungkapkan Paul Leerfeld
dan Robert Merton dalam "Mass
Comunicatian, Popular Taste And Organized Social Acion”(1951) yang
mengatakan “jika anda benar-benar penting, maka anda akan menjadi pusat
perhatian massa, berarti anda memang penting.
5. Fungsi
membius
Salah satu
fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi
membiusnya. Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang
sesuatu, penerima pesan percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sehingga
khalayak terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh
narkotika.
6. Menciptakan
rasa kebersatuan
Salah satu
fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya adalah
kemampuannya membuat kita merasa menjadi suatu anggota kelompok.
E.
Kekuatan
dan Kelemahan Media Televisi
Bagaikan
dua sisi mata uang, televisi pun mempunyai dua sisi yang dapat dirasakan, yaitu
kekuatan dan perasaan. Televisi memangmenjadi sebuah media yang mengena di hati
masyarakat dan masih menjadi mediadengan penonton terbanyak. Hampir seluruh
rumah di Indonesia sekarang sudah mempunyai televisi. Adapun kelebihan
televisi, antara lain:
1.
Jangkauan sangat luas.
2.
Penayangan seketika.
3.
Gabungan gambar, suara,
dan warna.
4.
Efek demonstrasi.
5.
Penentuan waktu
penayangan mudah.
6.
Pengontrolan mudah.
Secanggih
apapun sebuah media pasti mempunyai kekurangan sehingga antara media satu
dengan yang lainnya saling melengkapi. Orang yang sudah mempunyai televisi
misalnya, masih mempunyai radio dirumahnya. Terkadang pula pada pagi harinya,
dia masih membaca koran. Televisi yang sekarang menempati posisi tertinggi di
hati masyarakat pun masih mempunyai kekurangan disamping kelebihannya. Adapun
kekurangan televisi antara lain:
1.
Cepat lewat serta
berfrekuensi tinggi.
2.
Relatif mahal.
3.
Tidak ada segmentasi.
4.
Keterangan dan pesan
harus pendek.
5.
Produk materi lama dan
mahal.[3]
BAB
III
SIMPULAN
Televisi merupakan media massa yang sangat efektif
dan terjangkau bagi masyarakat. Televisi
bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Tayangan televisi
semakin berkembang sehubungan dengan minat
masyarakat akan informasi yang terbaru. Kebutuhan masyarakat pada
tayangan televisi tentu akan semakin baik apabila tayangan-tayangan televisi
mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya
adalah dengan memberikan unsur edukasi dalam tayangannya. Produksi program
televisi harus dirancang dengan baik agar tercipta suasana yang kondusif dan
menyenangkan sehingga mampu menjaga dan membangun mood penonton untuk mengikuti siaran yang ada di televisi
DAFTAR
PUSTAKA
Romli
Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta:
Grasindo
Utami Thesa Resi Sila. 2016. Dasar-dasar Kepenyiaran. Semarang:
Fakultas Ilmu Komunikasi
[1] Thesa Resi Sila
Utami, Dasar-Dasar Kepenyiaran, Semarang, Fakultas Ilmu Komunikasi,
2016, Hlm 2.
[2] Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo,
2016) hal. 87-88
[3] Ibid, hal. 88-94
No comments:
Post a Comment